Whuaaah, kembali lagi di artikel saya ehehehehe. Belakangan ini saya sibuk dengan aktivitas di DN SEA, sehingga untuk mendapatkan waktu senggang menulis artikel di blog sangat sulit. Namun hari ini saya sempatkan untuk membuat dua artikel untuk teman-teman pembaca yang budiman ( cieeeeeh ). Kali ini kita membahas topik yang sangat menarik, yaitu empat skill berpotensi Aggro dibahas. Aggro adalah bahasa yang digunakan gamers untuk menyatakan perhatian musuh kepada unit/player. Karena sedikit www.malas.com, saya tidak akan menulis detail tentang skill-skill ini. Yang akan kita tekankan kali ini adalah prioritas aggro dan penerapannya di lapangan. Prioritas akan ditulis dalam angka, jadi yang menempati angka 1 akan selalu menjadi aggro absolut apabila skill dikeluarkan.
- Cheating Point ( Sniper ). Yap, bunga putih ini memang menjadi prioritas aggro yang kuat. Sekalipun di party anda membawa paladin dengan provokenya. Namun anda tidak perlu takut untuk membawa job ini ketika di nest membutuhkan aggro alias anda sudah membawa paladin. Dengan koordinasi yang baik, maka sniper dan paladin bisa berkolaborasi dengan baik pula. Dan perlu digarisbawahi, skill ini menambah FD bagi sniper sebesar 50% selama bunga tersummon.
- Provoke ( Paladin ). Whoaa, provoke di peringkat 2 !!
- Alfredo Stomp.
- Taunting Howl.
Implementasi di lapangan, skill nomor 3 dan 4 tidak akan menemui kendala berarti. Karena prioritas aggro mereka di bawah Provoke paladin. Kadang untuk menjamin tidak ada masalah dengan aggro, para engineer men-offkan alfredo stompnya ketika berada di raid party yang memiliki Paladin. Namun bagaimana apabila di party memiliki sniper dan paladin? Tidak perlu khawatir, kali ini saya contohkan dengan gambar bagaiman cara memposisikan bunga sehingga tidak mengacaukan aggro party.
Lingkaran kuning menunjukkan bunga Cheating Point, sedang lingkaran merah menunjukkan seorang Guardian alias MT. Gambar di atas adalah penerapan yang benar. Ketika aggro monster ke paladin, bunga disummon di sebelah paladin. Sehingga monster tetap menghadap ke arah paladin dan party tetap aman. Ketika bunga pecah/ meledak, paladin bisa mengulangi lagi provokenya.
Disini adalah contoh yang salah, bunga disummon di belakang scorpion sedangkan MT berada di depan scorpion. Bisa ditebak, aggro scorpion langsung berubah ke arah bunga dan MT ( lingkaran merah ) tidak dihiraukan oleh scorpion. Hal ini sangat berbahaya untuk party.
Selain faktor di atas, anda perlu mengetahui juga bahwa tidak semua monster akan mengikuti aggro normal. Beberapa monster, terutama boss memiliki skill yang dapat mereset aggro menjadi nol alias zero. Sehingga MT harus melakukan provoke ulang ke target. Contoh : Tangan kanan dengan bola Es Naga Serpentra, Karahan setelah melakukan skill terbang akan mereset aggronya, dll.
Special Note :
- Dengan semakin naiknya cap level, semakin jelas perbedaan antara Crusader dan Guardian. Diharapkan teman-teman Crusader yang masih ingin berada dalam Raid Nest hendaknya mengambil skill blok/ reduce damage di skill-tree Guardian dengan efektif. Sering terjadi pada cap level 60 dimana Crusader tidak memiliki provoke namun merengek ikut Dragon Raid dan menyalahkan dunia tidak adil. Atau pula memiliki provoke, namun skill defense minim sehingga dia hanya mengajak monster berlari-lari mengejarnya. Hal ini menyulitkan para hitter untuk menyerang.
- Ketika paladin mati terlebih dahulu ( agaknya mustahil namun mungkin saja ), pemilik skill aggro nomor 3 dan 4 wajib berusaha menutup aggro MT yang hilang. Cheating point dapat digunakan untuk membeli waktu saja.
- Karena alfredo stomp hanya digunakan untuk fungsi " aggro ", maka untuk PvE hendaknya diambil level 1 saja.
- Taunting Howl selain digunakan untuk "aggro", juga digunakan untuk mereduce damage target. Sehingga untuk PvE hendaknya max level.
whoaa baru tau cheating point itu nomer 1 aggro,, skarang kayanya udah gnti provoke ya?
ReplyDeleteUntuk sekarang...
DeletePunishing Swing Ex > Cheating Point > Provoke > Alfredo Stomp > Mecha Shock Ex.